Twitter

ASKEP VSD

Author Angga_21 - -
Home » ASKEP VSD


BAB I
PENDAHULAUN

1.1  Latar Belakang

Penyakit jantung bawaan (PJB) merupakan kelainan jantung yang paling sering ditemukan pada bayi dan anak. Kelainan ini ditemukan sekitar 8 tiap 1000 kelahiran hidup.
Gejala klinis PJB bervariasi dari yang paling ringan tanpa gejala sampai dengan yang paling berat dengan gejala sianosis dan gagal jantung padaneonatus yang memerlukan tindakan intervensi atau bedah segera setelah lahir.
Sebelum era intervensi berkembang, semua jenis penyakit jantung bawaan harus dioperasi. Dengan berkembangnya tehnik kateterisasi dan intervensi ,sebagian dari kelainan ini dapat ditatalaksana tanpa operasi. Di beberapa negara yang sudah maju seperti Malaysia, Australia, dan negara maju lainnya, tindakan intervensi sudah dilakukan sejak beberapa tahun yang lalu dan sudah dipakai sebagai prosedur standar penangan kelainan jantung ini. Kelebihan tindakan intervensi dibandingkan dengan operasi adalah pasien terbebas dari risiko bedah,lama rawat yang singkat dan secara kosmetik lebih baik karena tidak ada bekas jaringan parut di kulit khususnya pada anak perempuan. Kendala yang dihadapi untuk negara kita masih berkisar pada harga yang masih sedikit relatif lebih tinggi dibandingkan dengan tindakan operasi. Tapi kalau dihitung jumlah total keseluruhannya termasuk beban psikologis pasien dan keluarganya, sebenarnya biaya intervensi tersebut lebih murah.
Di Indonesia, walaupun belum ada data PJB yang akurat, namun masalah PJB jelas telah memerlukan perhatian yang sungguh-sungguh baik dari dokter umum maupun spesialis. Data Polildinik Jantung Anak di Bagian Anak FKUI— RSCM1 melaporkan peningkatan jumlah pengunjung dari 241 menjadi 512 padatahun 1970 dan 1973. Jumlah PJB (72%) lebih tinggi dari Penyakit Jantung Didapat (28%), dan jumlah konsultasi berasal dari Dokter umum (47%) tidak jauh berbeda dari dokter spesialis (53%).
Tubuh manusia terdiri dari berbagai system, diantaranya adalah system kardiovaskuler. System ini menjalankan fungsinya melalui organ jantung dan pembuluh darah. Dimana organ yang memiliki peranan penting dalam hal ini adalah jantung yang juga merupakan organ besar dalam tubuh .Jantung adalah organ berupa otot berbentuk kerucut.
Fungsi utama jantung adalah untuk memompakan darah ke seluruh tubuh dengan cara mengembangdan menguncup yang disebabkan oleh karena adanya rangsangan yang berasal dari susunan saraf otonom. Seperti pada organ-organ yang lain, jantung juga dapat mengalami kelainan ataupun disfungsi. Sehingga munculah penyakit jantung yang dapat dibedakan dalam dua kelompok, yaitu penyakit jantung didapat dan penyakit jantung bawaan. Penyakit jantung bawaan adalah kelainan struktural jantung yang kemungkinan terjadi sejak lahir dan beberapa waktu setelah bayi dilahirkan. Salah satu jenis penyakit jantung yang tergolong penyakit jantung bawaan adalah VSD yang paling sering ditemukan, yaitu 30% dari semua jenis penyakit jantung bawaan. Pada sebagian kasus, diagnosis kelainan ini ditegakkan setelah melewati masa neonates, karena pada minggu-minggu pertama bising yang bermakna biasanya belum terdengar oleh karena resistensi vascular paru masih tinggi dan akan menurun setelah 8-10 minggu. Untuk menghindari atau mencegah penyebab dari penyakit ini semaksimal mungkin perawat harus berusaha memberikan nasehat terutama pada ibu yang sedang hamil untuk tidak mengkonsumsi alkohol ataupun pengobatan sembarangan
Atas dasar itulah, kami membahas lebih lanjut mengenai Ventrikel septum defek yang kurang diketahui oleh masyarakat, khususnya mengenai Asuhan Keperawatan pada Klien Ventrikel septum defek.  Sehingga diharapkan perawat mampu memberikan asuhan keperawatan yang tepat pada klien Ventrikel septum defek

1.2 Tujuan  
1. Tujuan Umum
Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk menambah pengetahuan tentang VSD ( Ventrikel septum defek ) dan mengetahui gambaran secara umum tentang asuhan keperawatan pada klien dengan hipertensi pulmonal.


2. Tujuan Khusus
Ø  Untuk mengetahui definisi Ventrikel septum defek
Ø  Untuk mengetahui anatomi fisiologi Ventrikel septum defek
Ø  Untuk mengetahui etiologi dan patofisiologi pada Ventrikel septum defek
Ø  Untuk mengetahui asuhan keperawatan yang di berikan pada pasien Ventrikel septum defek

1.3   Manfaat
Ø  Bagi mahasiswa
Dari makalah ini akan menyediakan informasi yang sangat berguna untuk meningkatkan pengetahuan mahasiswa mengenai penyakit Ventrikel septum defek
Ø  Bagi pendidikan
Untuk pendidikan keperawatan, informasi yang didapat dari makalah ini akan bermanfaat sebagai bahan masukan bagi pengembangan pembelajaran asuhan keperawatan Ventrikel septum defek







BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi

VSD adalah suatu keadaan abnormal yaitu adanya pembukaan antara ventrikel kiri dan ventrikel kanan.(Rita &Suriadi, 2001).
VSD adalah adanya hubungan (lubang) abnormal pada sekat yang memisahkan ventrikel kanan dan ventrikel kiri. (Heni dkk, 2001).
VSD adalah kelainan jantung berupa tidak sempurnanya penutupan dinding pemisah antara kedua ventrikel sehingga darah dari ventrikel kiri ke kanan, dan sebaliknya. Umumnya congenital dan merupakan kelainan jantung bawaan yang paling umum ditemukan (Junadi, 1982)
Jadi VSD merupakan kelainan jantung bawaan (kongenital) berupa terdapatnya lubang pada septum interventrikuler yang menyebabkan adanya hubungan aliran darah antara ventrikel kanan dan kiri
Ventrikel septum defek (VSD) merupakan penyakit jantung bawaan yang paling sering ditemukan, yaitu kelainan jantung bawaan berupa lubang pada septum interventrikuler, dapat hanya satu atau lebih yang terjadi akibat kegagalan fungsi septum interventrikuler semasa janin dalam kandungan,sehingga darah bisa mengalir dari ventrikel kiri ke kanan ataupun sebaliknya. Kelainan ini umumnya congenital, tetapi dapat pula terjadi karena trauma.
VSD adalah contoh lain dimana gejala-gejala berhubungan dengan kerusakan yang berat mengingat VSD adalah suatu lubang didinding antara kedua ventricles. Ketika kerusakannya kecil, anak-anak tidak menderita gejala-gejala, dan satu-satunya tanda VSD adalah suara desiran jantung yang keras. Jika lubangnya besar, bayi dapat mengembangkan gagal jantung,kurang gizi dan pertumbuhan yang lambat.
Pada kasus-kasus yang lebih maju dengan pengembangan pulmonary hypertension yang permanen (kenaikantekanan darah yang parah pada arteri-arteri dari paru-paru), cyanosis dapat berkembang. Defek Septum Ventrikel ( VSD, Ventricular Septal Defect ) adalah suatu lubang pada septum ventrikel  yaitu suatu dinding yang memisahkan jantung bagian bawah (memisahkan ventrikel kiri dan ventrikel kanan). Ventricular septal defect (VSD) merupakan suatu kelainan dimana terdapat adanya lubangatau “defect” pada didinding pemisah antara ventrikel kiri dan kanan.
Darah kaya oksigen bercampur dengan darah miskin oksigen. Sehingga jantung memompa sebagian darah miskin oksigen ke tubuh dan juga darah kayaoksigen dipompa jantung ke paru. Ini berarti kerja jantung tidak efisien Kadangkala VSD dapat menutup sendiri. Jika VSD besar biasanya selalu harus dioperasi..VSD ini tergolong Penyakit Jantung bawaan (PJB) nonsianotik dengan vaskularisasi paru bertambah. VSD ini memiliki sifat khusus,yaitu: shunt pada daerah ventrikel, aliran darah pada arteri pulmonalis lebih banyak, tidak ada sianosis. Defek septum ventrikel biasa sebagai defek terisolasi dan sebagai komponen anomali gabungan. Lubang biasanya tunggal dan terletak pada bagian membranosa septum. Gangguan fungsional lebih tergantung pada ukurannya dan keadaan bantalan vaskuler paru, dari pada lokasi defek.

2.2 Etiologi
Penyebab terjadinya penyakit jantung bawaan belum dapat diketahui secara pasti, tetapi ada beberapa faktor yang diduga mempunyai pengaruh pada peningkatan angka kejadian penyakit jantung bawaan (PJB) yaitu :
1        Faktor prenatal (faktor eksogen)
·         Ibu menderita penyakit infeksi : Rubela
·         Ibu alkoholisme
·         Umur ibu lebih dari 40 tahun
·         Ibu menderita penyakit DM yang memerlukan insulin
·         Ibu meminum obat-obatan penenang
2        Faktor genetic (faktor endogen)
·         Anak yang lahir sebelumnya menderita PJB
·         Ayah/ibu menderita PJB
·         Kelainan kromosom misalnya sindrom down
·         Lahir dengan kelainan bawaan yang lain
Kelainan ini merupakan kelainan terbanyak, yaitu sekitar 25% dari seluruh kelainan jantung. Dinding pemisah antara kedua ventrikel tidak tertutup sempurna. Kelainan ini umumnya congenital, tetapi dapat pula terjadi karena trauma. Kelainan VSD ini sering bersama-sama dengan kelainan lain misalnya trunkus arteriosus, Tetralogi Fallot.

2.3 Anatomi dan Fisiologi Jantung
Ø  Embriologi Jantung
Embriogenesis jantung merupakan serangkaian proses yang kompleks.Untuk keperluan pemahaman , proses yang rumit tersebut dapat disederhanakanmenjadi empat tahapan, yaitu :
1.Tubing 
yaitu tahapan ketika bakal jantung masih merupakan tabungsederhana
2. Looping 
yakni suatu peristiwa kompleks berupa perputaran bagian-bagian bakal jantung dan arteri besar (aorta dan a. Pulmonalis)
3.Septasi
yakni proses pemisahan bagian-bagian jantung serta arteri besar dengan pembentukan berbagai ruang jantung;4.Migrasi, yakni pergeseran bagian-bagian jantung sebelum mencapai bentuk akhirnya. Perlu diingat bahwa keempat proses tersebut benar-benar merupakan proses yang terpisah, namun merupakan rangkaian proses yangsaling tumpang tindih.
3. Sirkulasi darah pada janin dan bayi
terdapat perbedaan, antara lain :
1.      Pada janin terdapat pirau intrakardiak (foramen ovale) dan pirauekstrakardiak (duktus arteriosus Botalli, duktus venosus Arantii) yang efektif.Arah pirau adalah dari kanan ke kiri, yakni dari atrium kanan ke kiri melaluiforamen ovale dan dari
a.       pulmonalis menuju ke aorta melalui duktusarteriosus. Pada sirkulasi pascalahir pirau intra maupun ekstra kardiak tersebuttidak ada.
b.      Pada janin ventrikel kiri dan kanan bekerja serentak, sedang pada keadaan pasca lahir ventrikel kiri berkontraksi sedikit lebih awal dari ventrikel kanan.
c.       Pada janin ventrikel kanan memompa darah ke tempat dengan tahananyang lebih tinggi, yakni tahanan sistemik, sedang ventrikel kiri melawantahanan yang rendah yakni plasenta. Pada keadaan pasca lahir ventrikel kanan akan melawan tahanan paru, yang lebih rendah daripada tahanan sistemik yang dilawan ventrikel kiri.
d.      Pada janin darah yang dipompa oleh ventrikel kanan sebagian besar menuju ke aorta melalui duktus arteriosus, dan hanya sebagian kecil yangmenuju ke paru. Pada keadaan pasca lahir darah dari ventrikel kananseluruhnya ke paru.
e.       Pada janin paru memperoleh oksigen dari darah yang mengambilnya dari plasenta; pasca lahir paru memberi oksigen kepada darah.
f.       Pada janin plasenta merupakan tempat yang utama untuk pertukaran gas,makanan, dan ekskresi. Pada keadaan pascalahir organ-organ lain mengambilalih berbagai fungsi tersebut.
g.      Pada janin terjamin berjalannya sirkuit bertahanan rendah oleh karena terdapatnya plasenta. Pada keadaan pasca lahir hal ini tidak ada.

Ø  Anatomi Jantung
Jantung terletak didalam rongga mediastinum dari ronga dada (toraks)diantara kedua paru. Selaput yang melapisi jantung disebut perikardium yangterdiri atas 2 lapisan:
•Perikardium parietalis, yaitu lapisan luar yang melekat pada tulang dadadan selaput paru.
•Perikardium viseralis, yaitu lapisan permukaan dari jantung itu sendiri yang juga disebut epikardium.
Diantara kedua lapisan tersebut terdapat cairan perikardium sebagai pelumas yang berfungsi mengurangi gesekan akibat gerak jantung saat memompa.Dinding jantung terdiri dari 3 lapisan:
1.Lapisan luar disebut epikardium atau perikardium.
2.Lapisan tengah merupakan lapisan berotot, disebut miokardium.
3.Lapisan dalam disebut endokardium.


Anatomi jantungJantung terdiri dari 4 ruang, yaitu dua ruang yang berdinding tipis disebut atrium (serambi), dan 2 ruang yang berdinding tebal disebut ventrikel (bilik).
1.Atriuma
a.       Atrium kanan berfungsi sebagai penampungan darah yang rendah oksigen dari seluruh tubuh. Darah tersebut mengalir melalui vena kavasuperior, vena kava inferior, serta sinus koronarius yang berasal dari jantung sendiri. Dari atrium kanan kemudian darah di pompakan keventrikel kanan. 
b.      Atrium kiri menerima darah yang kaya akan oksigen dari parumelalui 4 buah vena pulmonalis. Kemudian darah dialirkan ke ventrikelkiri. Antara kedua atrium dipisahkan oleh sekat yang disebut septumatrium.
2.Ventrikel
a.       Ventrikel kanan, menerima darah dari atrium kanan yang kemudiandipompakan ke paru melalui arteri pulmonalis.  
b.      Ventrikel kiri, menerima darah dari atrium kiri kemudianmemompakannya ke seluruh tubuh melalui aorta. Kedua ventrikel dipisahkan oleh sekat yang disebut septum ventrikel.
·         Katup jantung terdiri atas:
1.Katup Atrioventrikuler 
Merupakan katup yang terletak diantara atrium dan ventrikel, katup antara atrium kanan dan ventrikel  kanan mempunyai tiga buah daun katup disebut Katup trikuspidalis, Sedangkan katup yang terletak diantara atrium kiri dan ventrikel   kiri mempunyai dua buah daun katup disebut katup bikuspidalis  atau katup mitral .Katup AV memungkinkan darah mengalir dari masing-masing atrium keventrikel pada waktu diastole ventrikel, serta mencegah aliran balik ke atrium pada saat sistol ventrikel.

2.Katup Semilunar 
Katub semilunar terdiri atas katub pulmonal dan katup aorta. Katup pulmonal, terletak antara arteri pulmonalis dan ventrikel kanan. Katup aorta,terletak antara ventrikel kiri dan aorta. Kedua katup semilunar  terdiri dari 3 daun katup. Adanya katup semilunar memungkinkan darah mengalir dari masing-masing ventrikel  ke arteri pulmonalis atau aorta selama sistol ventrikel, dan mencegah aliran balik ke ventrikel  sewaktu diastole ventrikel. Pembuluh darah di otot jantung terdiri atas:
1.      Arteri Koroner Arteri koroner adalah cabang pertama dari sirkulasi sistemik. Sirkulasikoroner terdiri dari: arteri koroner kanan dan arteri koroner kiri. Arteri koroner  bermuara di sebelah atas daun katup aorta yang disebut ”sinus valsava”.
2.      Vena Jantung Distribusi  vena koroner sesungguhnya paralel dengan distribusi arteri koroner. Sistem vena jantung terdiri dari 3 bagian: vena tebesian, vena kardiakaanterior, sinus koronaria.

·         Fisiologi Jantung
Lingkaran sirkulasi jantung dapat dibagi menjadi dua bagian besar yaitusirkulasi sistemik dan sirkulasi pulmonal. Namun demikian terdapat juga sirkulasikoroner yang juga berperan sangat penting bagi sirkulasi jantung.
1.Sirkulasi Sistemik 
a.       Mengalirkan darah ke berbagai organ tubuh.
b.      Memenuhi kebutuhan organ yang berbeda.
c.       Memerlukan tekanan permulaan yang besar.
d.      Banyak mengalami tahanan.e.Kolom hidrostatik panjang.

2.Sirkulasi Pulmonal
a.       Hanya mengalirkan darah ke paru. 
b.      Hanya berfungsi untuk paru-paru.
c.       Mempunyai tekanan permulaan yang rendah.
d.      Hanya sedikit mengalami tahanan.
e.       Kolom hidrostatiknya pendek.

3.Sirkulasi Koroner 
Efisiensi  jantung sebagi pompa tergantung dari nutrisi dan oksigenasi  yang cukup pada otot jantung itu sendiri. Sirkulasi koroner meliputi seluruh permukaan jantung dan membawa oksigen untk miokardium melalui cabang-cabang intramiokardial yang kecil-kecil. Aliran darah koroner meningkat pada:
•Peningkatan aktifitas
•Jantung berdenyut
•Rangsang sistem saraf simpatis.

2.4 Patofisiologi

Defek septum ventricular ditandai dengan adanya hubungan septal yang memungkinkan darah mengalir langsung antar ventrikel, biasanya dari kiri ke kanan. Diameter defek ini bervariasi dari 0,5 – 3,0 cm. Perubahan fisiologi yang terjadi dapat dijelaskan sebagai berikut :
1.      Tekanan lebih tinggi pada ventrikel kiri dan meningklatkan aliran darah kaya oksigen melalui defek tersebut ke ventrikel kanan.
2.      Volume darah yang meningkat dipompa ke dalam paru, yang akhirnya dipenuhi darah, dan dapat menyebabkan naiknya tahanan vascular pulmoner.
3.      Jika tahanan pulmoner ini besar, tekanan ventrikel kanan meningkat, menyebabkan piarau terbalik, mengalirkan darah miskin oksigen dari ventrikel kanan ke kiri, menyebabkan sianosis.
Keseriusan gangguan ini tergantung pada ukuran dan derajat hipertensi pulmoner. Jika anak asimptomatik, tidak diperlukan pengobatan; tetapi jika timbul gagal jantung kronik atau anak beresiko mengalami perubahan vascular paru atau menunjukkan adanya pirau yang hebat diindikasikan untuk penutupan defek tersebut. Resiko bedah kira-kira 3% dan usia ideal untuk pembedahan adalah 3 sampai 5 tahun.

2.5 Manifestasi Klinik

Ø   Pada VSD kecil: biasanya tidak ada gejala-gajala. Bising pada VSD tipe ini bukan pansistolik,tapi biasanya berupa bising akhir sistolik tepat sebelum S2.
Ø   Pada VSD sedang: biasanta juga tidak begitu ada gejala-gejala, hanya kadang-kadang penderita mengeluh lekas lelah., sering mendapat infeksi pada paru sehingga sering menderita batuk.
Ø   Pada VSD besar: sering menyebabkan gagal jantung pada umur antara 1-3 bulan, penderita menderita infeksi paru dan radang paru. Kenaikan berat badan lambat. Kadang-kadang anak kelihatan sedikit sianosis
Ø   gejala-gejala pada anak yang menderitanya, yaitu; nafas cepat, berkeringat banyak dan tidak kuat menghisap susu. Apabila dibiarkan pertumbuhan anak akan terganggu dan sering menderita batuk disertai demam.

2.6 Klasifikasi

Klasifikasi VSD berdasarkan pada lokasi lubang, yaitu:
a.        perimembranous (tipe paling sering, 60%) bila lubang terletak di daerah pars membranaceae septum interventricularis,
b.        subarterial doubly commited, bial lubang terletak di daerah septum infundibuler dan sebagian dari batas defek dibentuk oleh terusan jaringan ikat katup aorta dan katup pulmonal,
c.        muskuler, bial lubang terletak di daerah septum muskularis interventrikularis.



2.7 Gambaran klinis

Menurut ukurannya VSD dapat dibagi menjadi:
a. VSD kecil
Ø   Biasanya asimptomatik
Ø   Defek kecil 1-5 mm
Ø   Tidak ada gangguan tumbuh kembang
Ø   Bunyi jantung normal, kadang ditemukan bising peristaltic yang menjalar ke seluruh tubuh pericardium dan berakhir pada waktu distolik karena terjadi penutupan VSD
Ø   EKG dalam batas normal atau terdapat sedikit peningkatan aktivitas ventrikel kiri
Ø   Radiology: ukuran jantung normal, vaskularisasi paru normal atau sedikit meningkat
Ø   Menutup secara spontan pada umur 3 tahun
Ø   Tidak diperlukan kateterisasi

b. VSD sedang
Ø   Sering terjadi symptom pada bayi
Ø   Sesak napas pada waktu aktivitas terutama waktu minum, memerlukan waktu lebih lama untuk makan dan minum, sering tidak mampu menghabiskan makanan dan minumannya
Ø   Defek 5- 10 mm
Ø   BB sukar naik sehingga tumbuh kembang terganggu
Ø   Mudah menderita infeksi biasanya memerlukan waktu lama untuk sembuh tetapi umumnya responsive terhadap pengobatan
Ø   Takipneu
Ø   Retraksi bentuk dada normal
Ø   EKG: terdapat peningkatan aktivitas ventrikel kiri maupun kanan, tetapi kiri lebih meningkat. Radiology: terdapat pembesaran jantung derajat sedang, conus pulmonalis menonjol, peningkatan vaskularisasi paru dan pemebsaran pembuluh darah di hilus.




c. VSD besar
Ø   Sering timbul gejala pada masa neonatus
Ø   Dispneu meningkat setelah terjadi peningkatan pirau kiri ke kanan dalam minggu pertama setelah lahir
Ø   Pada minggu ke2 atau 3 simptom mulai timbul akan tetapi gagal jantung biasanya baru timbul setelah minggu ke 6 dan sering didahului infeksi saluran nafas bagian bawah
Ø   Bayi tampak sesak nafas pada saat istirahat, kadang tampak sianosis karena kekurangan oksigen akibat gangguan pernafasan
Ø   Gangguan tumbuh kembang
Ø   EKG terdapat peningkatan aktivitas ventrikel kanan dan kiri
Ø   Radiology: pembesaran jantung nyata dengan conus pulmonalis yang tampak menonjol pembuluh darah hilus membesar dan peningkatan vaskularisasi paru perifer

2.8 Pemeriksaan penunjang dan diagnostik

Ø   Kateterisasi jantung menunjukkan adanya hubungan abnormal antar ventrikel
Ø   EKG dan foto toraks menunjukkan hipertropi ventrikel kiri
Ø   Hitung darah lengkap adalah uji prabedah rutin
Ø   Uji masa protrombin ( PT ) dan masa trombboplastin parsial ( PTT ) yang dilakukan sebelum pembedahan dapat mengungkapkan kecenderungan perdarahan

2.9 Komplikasi

a.              Gagal jantung kronik
b.             Endokarditis infektif
c.              Terjadinya insufisiensi aorta atau stenosis pulmonar
d.             Penyakit vaskular paru progresif
e.              kerusakan sistem konduksi ventrikel



2.10 Penatalaksanaan

Ø   Pada VSD kecil: ditunggu saja, kadang-kadang dapat menutup secara spontan. Diperlukan operasi untuk mencegah endokarditis infektif.
Ø   Pada VSD sedang: jika tidak ada gejala-gejala gagal jantung, dapat ditunggu sampai umur 4-5 tahun karena kadang-kadang kelainan ini dapat mengecil. Bila terjadi gagal jantung diobati dengan digitalis. Bila pertumbuhan normal, operasi dapat dilakukan pada umur 4-6 tahun atau sampai berat badannya 12 kg.
Ø   Pada VSD besar dengan hipertensi pulmonal yang belum permanen: biasanya pada keadaan menderita gagal jantung sehingga dalam pengobatannya menggunakan digitalis. Bila ada anemia diberi transfusi eritrosit terpampat selanjutnya diteruskan terapi besi. Operasi dapat ditunda sambil menunggu penutupan spontan atau bila ada gangguan dapat dilakukan setelah berumur 6 bulan.
Ø   Pada VSD besar dengan hipertensi pulmonal permanen:operasi paliatif atau operasi koreksi total sudah tidak mungkin karena arteri pulmonalis mengalami arteriosklerosis. Bila defek ditutup, ventrikel kanan akan diberi beban yang berat sekali dan akhirnya akan mengalami dekompensasi. Bila defek tidak ditutup, kelebihan tekanan pada ventrikel kanan dapat disalurkan ke ventrikel kiri melalui defek.

2.11 Cara Mengatasi VSD Ventricular Septal Defect  )
Ø  Pengobatan.
Terhadap lubang yang kecil tidak perlu dilakukan penutupan, karenalubang ini seringkali menutup dengan sendirinya pada masa kanak-kanak atau remaja.
Tetapi jika lubangnya besar, meskipun gejalanya minimal, dilakukan penutupan lubang untuk mencegah terjadinya kelainan yang lebih berat.Biasanya lubang ini ditutup dengan sebuah tambalan, pada beberapa kasushanya perlu dilakukan penjahitan tanpa harus menambal lubang.Pembedahan biasanya dilakukan pada usia pra-sekolah (2-5 tahun).Jika terjadi gagal jantung kongestif, diberikan obat digitalis dan diuretik.

Ø  Pencegahan.
·         Persiapan kehamilan
Pada awal masa kehamilan terutama tiga bulan pertama dimana terjadi pembentukan organ tubuh antara lain jantung, sebaiknya ibu tidak mengkonsumsi jamu berbahaya dan obat obat yang dijual bebas di pasaran. Menghindari minuman beralkohol . Perbanyak asupan makanan bergisi terutama yang mengandung protein dan zat besi juga asam folat tinggi. Protein bisa didapat dari sumber hewani, misal ikan, daging, telur dan susu maupun tumbuh tumbuhan sayur mayur segar. Pencegah ananemia dengan makan aneka sayuran yang mengandung zat besi jugateratur mengkonsumsi tablet zat besi yang diresepkan dokter atau bidan.Menghindari paparan sinar X atau radiasi dari foto rontgen berulang pada masa kehamilan, ibu hamil tidak merokok baik secara aktif maupun terkena asap rokok dari suami atau anggota keluarga disekitarntya. Hindari polusi asap kendaraan dengan menggunakan masker pelindung agar tidak terhisap zat - zat racun dari karbondioksida.

·         Pencegahan infeksi
Pada masa hamil Segera lakukan pencegahan sebelum masa kehamilan seperti imunisasi MMR untuk mencegah penyakit morbili (campak) dan rubella selama hamil. Pola hidup sehat dan cukup olahraga yang sesuai dengankondisi ibu hamil agar meningkatkan daya tahan tubuh dan istirahat yang cukup agar tidak mudah terserang penyakit infeksi sejak hamil muda.Ibu hamil dengan faktor resiko antara lain kehamilan dengan usia ibu di atas 40 tahun, ada riwayat penyakit dalam keluarga seperti diabetes, kelainan genetik down sindrom , penyakit jantung dalam keluarga perlu waspada dengan faktor resiko meskipun kecil kemungkinannya.     


BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN

3.1 Pemeriksaan fisik
a.       Riwayat keperawatan : respon fisiologis terhadap defek (sianosis, aktifitas terbatas)
b.      Kaji adanya komplikasi
c.       Riwayat kehamilan
d.      Riwayat perkawinan
e.       Pemeriksaan umum : keadaan umum, berat badan, tanda – tanda vital, jantung dan paru
f.       Kaji aktivitas anak
g.      Kaji adanya tanda-tanda gagal jantung : nafas cepat, sesak nafas, retraksi, bunyi jantung tambahan (mur-mur), edema tungkai, hepatomegali.
h.      Kaji adanya tanda hypoxia kronis : clubbing finger
i.        Kaji pola makan, pertambahan berat badan.

·         VSD kecil
- Palpasi:
Impuls ventrikel kiri jelas pada apeks kordis. Biasanya teraba
getaran bising pada SIC III dan IV kiri.
- Auskultasi:
Bunyi jantung biasanya normal dan untuk defek sedang bunyi
jantung II agak keras. Intensitas bising derajat III s/d VI.

·         VSD besar
- Inspeksi:
Pertumbuhan badan jelas terhambat,pucat dan banyak kringat
bercucuran. Ujung-ujung jadi hiperemik. Gejala yang menonjol
ialah nafas pendek dan retraksi pada jugulum, sela intercostal
dan regio epigastrium.
- Palpasi:
Impuls jantung hiperdinamik kuat. Teraba getaran bising pada
dinding dada.
- Auskultasi:
Bunyi jantung pertama mengeras terutama pada apeks dan
sering diikuti ‘click’ sebagai akibat terbukanya katup pulmonal
dengan kekuatan pada pangkal arteria pulmonalis yang
melebar. Bunyi jantung kedua mengeras terutama pada sela iga
II kiri.

3.2 Diagnosa Keperawatan
·         Pre op
1.      Penurunan curah jantung yang berhubungan dengan malformasi jantung.
Tujuan dan Kriteria hasil : Setelah diberikan asuhan keperawatan diharapkan penurunan curah jantung tidak terjadi dengan kriteria hasil
2.      Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan kelelahan pada saat makan dan meningkatnya kebutuhan anak.
Tujuan dan kriteria hasil : setelah diberikan asuhan keperawatan diharapkan kebutuhan nutrisi terpenuhi dengan hasil : makan habis 1 porsi, mencapai BB normal, dan nafsu makan meningkat
3.      Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara pemakaian oksigen oleh tubuh dan suplai oksigen ke sel.
Tujuan dan kriteria hasil : Setelah diberikan asuhan keperawatan diharapkan pasien dapat melakukan aktivitas secara mandiri dengan kriteria hasil : pasien mampu melakukan aktivitas mandiri.
4.      Cemas berhubungan dengan ketidaktahuan terhadap penyakitnya
Tujuan dan kriteri hasil : setelah dilakukan asuhan keperawatan diharapkan cemas berkurang dengan hasil criteria :  pasien tidak bertanya-tanya, cemas berkurang pasien tidak bingung
5.      Gangguan pertumbuhan dan perkembangan berhubungan dengan tidak adekuatnya suplai oksigen dan zat nutrisi ke jaringan.
Tujuan dan criteria hasil : setelah dilakukan asuhan keperawatan diharapkan gangguan pertumbuhan dan perkembangan tidak terganggu dengan hasil : BB dan TB mencapai ideal
6.      Resiko gangguan pertukaran gas berhubungan dengan tidak adekuatnya ventilasi.
Tujuan dan criteria hasil : setelah dilakukan asuhan keperawatan diharapkan tidak terjadi gangguan pertukaran gas dengan hasil : pertukaran gas tidak terganggu, pasien tidak sesak.

·         Post op
1.      Gangguan rasa nyamam nyeri berhubungan dengan luka post op
Tujuan dan kriteria hasil : Setelah diberikan asuhan keperawatan diharapkan nyeri berkurang dengan kriteria hasil : nyeri dengan skala 0-3, pasien tidak tampak meringis.
2. Resiko infeksi berhubungan dengan tindakan pembedahan
Tujuan dan kriteria hasil : Setelah diberikan asuhan keperawatan diharapkan infeksi tidak terjadi dengan kriteria hasil : Tanda-tanda infeksi berkurang

3.3 Intervensi
·         Pre op
1.      Penurunan curah jantung yang berhubungan dengan malformasi jantung.
INTERVENSI
RASIONAL
O observasi kualitas dan kekuatan denyut jantung , nadi perifer, warna dan kehangatan kulit

memberikan data untuk evaluasi intervensi dan memungkinkan deteksi dini terhadap adanya komplikasi
    Tegakkan derajat cyanosis (misal : warna membran mukosa derajat finger)

.       mengetahui perkembangan kondisi klien serta menentukan intervensi yang tepat.

Berikan obat – obat digitalis sesuai order
     obat – obat digitalis memperkuat kontraktilitas otot jantung sehingga cardiak outpun meningkat / sekurang – kurangnya klien bisa beradaptasi dengan keadaannya.

Berikan obat – obat diuretik sesuai order
mengurangi timbunan cairan berlebih dalam tubuh sehingga kerja jantung akan lebih ringan.

2.      Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan kelelahan pada saat makan dan meningkatnya kebutuhan kalori

INTERVENSI
RASIONAL
Hindarkan kegiatan perawatan yang tidak perlu pada klien
menghindari kelelahan pada klien

Libatkan keluarga dalam pelaksanaan aktifitas klien

klien diharapkan lebih termotivasi untuk terus melakukan latihan aktifitas

Hindarkan kelelahan yang sangat saat makan dengan porsi kecil tapi sering

jika kelelahan dapat diminimalkan maka masukan akan lebih mudah diterima dan nutrisi dapat terpenuhi
Pertahankan nutrisi dengan mencegah kekurangan kalium dan natrium, memberikan zat besi
peningkatan kebutuhan metabolisme harus dipertahan dengan nutrisi yang cukup baik.

Sediakan diet yang seimbang, tinggi zat nutrisi untuk mencapai pertumbuhan yang adekuat.

Mengimbangi kebutuhan metabolisme yang meningkat
Jangan batasi minum bila anak sering minta minum karena kehausan
anak yang mendapat terapi diuretik akan kehilangan cairan cukup banyak sehingga secara fisiologis akan merasa sangat haus






3.      Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidak seimbangan antara pemakaian oksigen oleh tubuh dan suplai oksigen ke sel.

INTERVENSI
RASIONAL
Anjurkan klien untuk melakukan permainan dan aktivitas yang ringan
melatih klien agar dapat beradaptasi dan mentoleransi terhadap aktifitasnya
Bantu klien untuk memilih aktifitas sesuai usia, kondisi dan kemampuan
melatih klien agar dapat toleranan terhadap aktifitas
Berikan periode istirahat setelah melakukan aktifitas
mencegah kelelahan berkepanjangan

4.      Cemas berhubungan dengan ketidaktahuan terhadap penyakit
INTERVENSI
RASIONAL
Orientasikan klien dengan lingkungan
Menyesuaikan klien dengan lingkungan sekitar.
Ajak keluarga untuk mengurangi cemas klien jika kondisi sudah stabil
Peran keluarga dalam mengatasi cemas pasien sangat penting
Jelaskan keadaan yang fisiologis pada klien post op
Untuk mempersiapkan klien lebih awal dalam mengenal situasinya

5.      Gangguan pertumbuhan dan perkembangan berhubungan dengan tidak adekuatnya suplai oksigen dan zat nutrisi ke jaringan.
INTERVENSI
RASIONAL
Monitor tinggi dan berat badan setiap hari dengan timbangan yang sama dan waktu yang sama dan didokumentasikan dalam bentuk grafik
mengetahui perubahan berat badan

Ijinkan anak untuk sering beristirahat dan hindarkan gangguan pasa saat tidur.
tidur dapat mempercepat pertumbuhan dan perkembangan anak

\
6.      Resiko gangguan pertukaran gas berhubungan dengan tidak adekuatnya ventilasi
INTERVENSI
RASIONAL
Berikan respirasi support ( 24 jam post op )
Untuk meminimalkan resiko kekurangan oksigen
Analisa gas darah

Untuk mengetahui adanya hipoksemia dan hiperkapnia.
Batasi cairan
Untuk meringankan kerja jantung

·         Post op
1. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan luka post op
INTERVENSI
RASIONAL
Periksa sternotomi
Untuk mempermudah status nyeri
Catat lokasi dan lamanya nyeri
Untuk menilai status nyeri
Bedakan nyeri insisi dan angina
Untuk menentukan intervensi yang tepat.
Kolaborasi dengan dokter dengan memberikan obat – obat analgetik
Untuk mengatasi nyeri yang tidak tertangani.

2.      Resiko infeksi berhubungan dengan tindakan pembedahan
Intervensi
Rasional
Dorong teknik mencuci tangan dengan baik
     Mencegah infeksi nosokomial saat perawatan.

Kaji kondisi luka pasien
Mengetahui apakah terjadinya tanda-tanda infeksi
Berikan antibiotik sesuai dengan indikasi
Pemberian antibiotik dapat mecegah terjadinya infeksi



3.4 Evaluasi

Pre op :
a.         Curah jantung berada dalam kondisi normal
b.         Kebutuhan nutrisi terpenuhi
c.         Intoleransi aktifitas bisa diatasi
d.        Ansietas bisa diatasi dan pasien bisa releks kembali
e.         Pertumbuhan dan perkembangan tidak terganggu
f.          Tidak terjadi ketidak efektifan pertukaran gas

Post op:
g.         Tidak ada nyeri
h.         Tidak terjadi resiko infeksi


















BAB IV
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Tubuh manusia terdiri dari berbagai system, diantaranya adalah system kardiovaskuler. System ini menjalankan fungsinya melalui organ jantung dan pembuluh darah. Dimana organ yang memiliki peranan penting dalam hal ini adalah jantung yang juga merupakan organ besar dalam tubuh .Jantung adalah organ berupa otot berbentuk kerucut.
VSD adalah kelainan jantung berupa tidak sempurnanya penutupan dinding pemisah antara kedua ventrikel sehingga darah dari ventrikel kiri ke kanan, dan sebaliknya. Umumnya congenital dan merupakan kelainan jantung bawaan yang paling umum ditemukan
Kelainan ini merupakan kelainan terbanyak, yaitu sekitar 25% dari seluruh kelainan jantung. Dinding pemisah antara kedua ventrikel tidak tertutup sempurna. Kelainan ini umumnya congenital, tetapi dapat pula terjadi karena trauma.

3.2 Saran
Dengan mempelajari Asuhan Keperawata pada Klien VSD, diharapkan kita semua mengetahui apa saja penyebab pada penyakit VSD,walaupun VSD adalah penyakit bawaan, tetapi ada faktor pemicu yang dapat juga menyebabkan VSD seperti minuman alkhol, obat-obatan penenang. Sehingga kita yang mempelajari Asuhan keperawatan pada klien VSD dapat menghindari factor-faktor penyebabnya dan terhindar dari penyakit VSD.